5 Pertanyaan Cobra Untuk Riri Riza Tentang Open Studio Miles Films
- December 11, 2019 -
Oleh: Prima Rusdi
Transkrip: Michael Ratna Dwijanti
Foto: Toto Prasetyanto
Secara umum, “open studio” bisa diartikan sebagai studio atau ruang kerja yang untuk periode singkat dikondisikan terbuka untuk dikunjungi siapa saja. Para pengunjung bisa menyaksikan proses kerja yang berlangsung di studio, dan berinteraksi dengan para pelaku di dalamnya. Penerapan konsep ini sudah kerap dilakukan di kalangan pelaku senirupa. Belakangan, sejak 2018 sudah ada inisiatif sejumlah arsitek/pekerja kreatif/seni yang tergabung di dalam kegiatan Bintaro Design District (BDD) yang mengadakan rangkaian kegiatan “open studio” juga karya instalasi di kawasan Bintaro dan sekitarnya. Posisi ruang kerja Miles Films yang berada di kawasan Bintaro, rupanya menginspirasi Mira Lesmana dan Riri Riza untuk mengadakan Open Studio Miles Films dengan tema Sinema Nusa. Bekerja sama dengan kurator (juga periset/pengarsip film) Lisabona Rahman, kegiatan ini berlangsung sejak 4-7 Desember 2019. Sejauh ini, tampaknya Miles Films adalah rumah produksi film Indonesia yang pertama kali menggelar “open studio”. Beragam arsip berupa foto, cuplikan/kutipan dari skenario, catatan-catatan terkait produksi, pemutaran film dan diskusi menjadi bagian acara yang bertempat di ‘markas’ Miles Films. Perlu dicatat, pada “open studio” Miles Films yang pertama ini, mereka fokus pada telaah karya-karya layar lebar dan terkait. Kenapa Miles Films merasa perlu mengadakan kegiatan ini? Sila ikuti jawaban Riri Riza pada 5 Pertanyaan Cobra kali ini.
Kenapa dan kapan memutuskan untuk menggelar program Open Studio Miles Films?
Riri Riza: Saat penyelenggaraan Bintaro Design District 2018, saya dan Mira berkunjung ke beberapa studio arsitek dan pameran lain yang berlangsung di Bintaro dan sekitarnya. Banyak sekali inspirasi yang muncul dan membuat kami berfikir bahwa baik sekali jika Miles membuka pintu dialog lebih terbuka tentang proses kerja kami selama ini. Kami bicara dengan Lisabona Rahman (periset, penulis dan pengarsip film), yang menawarkan konsep eksebisi yang mengajak pengunjung menjelajah Nusantara melalui penelusuran proses kerja Miles selama ini. Pengunjung diharapkan bisa lebih jauh melihat berbagai keunikan proses dari produksi film-film di Miles. Saya sendiri terkejut dengan apa yang telah dilakukan oleh Miles Films selama ini dari kumpulan materi yang didapatkan oleh Lisa kemudian dijadikan bahan pameran.
Siapa yang diharapkan berkunjung (target audience) dari program ini?
Riri Riza: Target utama tentunya adalah mereka yang memiliki ketertarikan pada film, khususnya proses lahirnya ide dan persiapan pembuatan film-film yang mengangkat isu dan budaya lokal masyarakat di wilayah Indonesia. Target berikutnya adalah bagi mereka yang memiliki ketertarikan pada bidang kearsipan dan dokumentasi.
Apa yang diharapkan dari partisipasi pengunjung?
Riri Riza: Bintaro adalah sebuah kota kecil yang mungkin sekali menjadi sebuah lingkungan yang mandiri dan berkelanjutan. Semangat dari penyelenggaran BDD ini sebenarnya berpusat pada ‘berbagi pengetahuan’. Saya rasa ini sangat penting dan menarik. Kalau pengunjung berkesempatan belajar akan kompleksnya sebuah produksi film, dan juga peluang-peluangnya sebagai sebuah sarana belajar tentang Nusantara, kita mungkin saja akan membangun sebuah publik penonton baru yang lebih kritis. Miles juga senang membuka peluang-peluang baru kolaborasi dengan berbagai kalangan dari dunia seni, arsitektur, desain dan lingkungan. Ini jadi seru sekali banyak desainer dan arsitek yang datang ke Miles, bukan hanya orang orang film lagi.
Berapa rata-rata jumlah kunjungan per hari sepanjang penyelenggaraan Open Studio Miles Films? Siapa yang hadir? (profesional? pelajar/mahasiswa? dll)
Riri Riza: Rata-rata jumlah pengunjung per hari nya adalah 35 orang yang terdiri dari berbagai kalangan baik profesional dari bidang arsitektur dan desain maupun bidang film. Ada pula beberapa mahasiswa dan pelajar yang datang berkunjung.
Pandangan umum setelah pelaksanaan Open Studio Miles Films? (akankah program ini jadi agenda tetap? apa pertanyaan/reaksi umum pengunjung? segmen program apa yang tampaknya paling diminati?)
Riri Riza: Kami menerima beragam reaksi positif dari para pengunjung. Sebagian besar mengaku banyak hal baru dan menarik yang mereka ketahui tentang pekerjaan di balik layar melalui tema Open Studio Miles yang pertama ini, pameran Sinema Nusa. Menanggapi reaksi-reaksi yang antusias ini, kami mempertimbangkan untuk menjadikan kegiatan ini sebagai agenda rutin dengan tujuan utamanya adalah untuk berbagi ilmu dan pengalaman dengan berbagai khalayak tentang pekerjaan-pekerjaan di balik layar pembuatan film layar lebar secara berkesinambungan. Program yang paling banyak diminati adalah pemutaran film dan diskusi.
*)Eksebisi Miles Open Studio Sinema Nusa terpilih sebagai “Best Open Studio” Bintaro Design District 2019.